Dusun Salappak, Dusun Beikkeiluk, dan Dusun Magosi — 3 (tiga) dusun di pedalaman Pulau Mentawai yang butuh dukungan pendidikan.

Dua puluh empat kilometer dari Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai, tepatnya di Dusun Salappak, terlihat banyak anak muda yang sedang membaca. Mereka adalah anak-anak dari penduduk di Dusun Salappak, Dusun Bekkeiluk, dan Dusun Magosi —yang sebagian besar orang tuanya bekerja sebagai buruh tani dan “asing” dengan dunia pendidikan, serta berpenghasilan di bawah pendapatan nasional rata-rata.

Jarak tempuh yang sulit dan jauh dari Siberut Selatan, juga membuat ketiga Dusun tersebut tidak memiliki fasilitas pendidikan yang memadai —seperti perpustakaan dan/atau taman baca.

Melihat hal tersebut, Nurhayati Salaisek berinisiatif membangun Taman Baca Puagaijat.Berawal dari keprihatinan melihat anak–anak yang nyaris tidak pernah membaca buku diluar buku sekolah, Kak Nur berinisiatif untuk mengumpulkan buku bacaan anak–anak dan remaja menggunakan dana pribadinya. Setiap hari Sabtu pukul 13:00-17.00 WIB serta hari Minggu/hari libur nasional pukul 14:00-17:00 WIB, pengurus Taman Baca akan membuka “perpustakaan” —dimana anak-anak serta warga bisa bebas membaca 150 koleksi buku disana.

Namun, perjuangan Kak Nur tidak bisa hanya dilakukan seorang diri. Mendukung berdirinya Taman Baca ini, mahasiswi 24 tahun ini masih mencari beragam sumber pendanaan, salah satunya melalui Penggalangan Dana di IndoGiving.Lewat penggalangan dana ini, Taman Baca Puagaijat akan melengkapi beberapa fasilitas:1. Menambah buku bacaan.2. Menambah buku bergambar.3. Menambah fasilitas Taman Baca (Rak buku plastik, meja plastik, dan kursi plastik).

Tidak hanya donasi uang, Taman Baca Puagaijat juga menerima donasi sumbangan barang.